Review & Sinopsis Film 'FRACTURED' [Misteri Hilangnya Istri dan Anak]
Hollaaaaa ...
Welcome back to my channellll ... :D
Sorry, i mean my blog, hehe.
Just like usual, here i will bring one movie synopsis. Sooo ... What is the title?
Kali ini, saya mau mengulas film dari Netflix nih, dengan genre thriller, lebih tepatnya, psychological thriller, wawwwww.
Jadi langsung aja deh, judul film yang akan kita ghibahin kali ini adalah "Fractured" atau kalau dibahasa Indonesiakan, "retak". Film ini terbitan tahun 2019 yang lalu.
By the way, seperti biasa, ulasan yang ditulis di blog ini membahas sebagian besar cerita yak, jadi kalo belum nonton, ya kebuka spoiler cerita dari filmnya di sini, ehee.
Film ini bercerita tentang keluarga Monroe yang terdiri dari Ray Monroe (ayah sebagai pelaku utama yang diperankan Sam Worthington), Joanne Monroe (ibu), dan Peri Monroe (sang anak yang mungkin sekitar 3 atau 4 tahunan). Mereka berada dalam perjalanan sehabis pulang dari kakek dan neneknya untuk merayakan thanksgiving, tetapi pada perjalanan pulang itu, terlihat pertengkaran antara suami dan istri karena thanksgiving yang tidak sesuai dengan harapan, pertengkaran itu terpotong oleh anaknya, Peri Monroe yang mengeluh kehilangan baterai untuk mainannya dan ia ingin buang air kecil, akhirnya mereka memutuskan berhenti ke peristirahatan (semacam pom bensin) untuk mengantar Peri Monroe ke toilet, membeli baterai untuk mainan Peri, dan membeli beberapa minuman untuk Joanne.
Ketika masuk ke toko tempat peristirahatan tsb, Ray membeli beberapa minuman (salah satunya adalah minuman keras untuk dirinya sendiri) dan baterai, tetapi ketika melihat dompet ternyata uangnya tak cukup, ia sempat ragu apakah akan beli baterai atau miras, akhirnya ia lebih memilih miras, dan ia pun kembali ke mobil. Tak lama setelah itu, Joanne dan Peri kembali ke mobil, Joanne menanyakan di mana baterainya, Ray berbohong dengan mengatakan bahwa di toko tersebut tidak ada baterai. Peri, si anak menyadari terdapat barangnya yang tertinggal di toilet. Ibunya pun memutuskan kembali ke toilet sendiri. Sedangkan sang ayah, Ray Monroe mencari barang milik Peri yang hilang di mobil. Ray sibuk menggeledah barang-barang di mobil hingga tak menyadari anaknya berjalan menjauhi mobil (karena mungkin penasaran akan suatu hal), tak lama setelah itu, ada anjing yang mendekati Peri, Ray yang menyadari itupun mengintruksikan Peri agar tetap diam dan tenang untuk mencegah anjing mengamuk, Ray pun berusaha mengambil batu dan melemparkannya pada anjing tersebut untuk mengusinya. karena takut, Peri akhirnya terjatuh mundur ke jurang, Ray berusaha meraih Peri dan ikut jatuh terjun dalam jurang. Mereka berdua jatuh dengan benturan kepala, Joanne (sang istri) yang baru saja kembali dari toilet panik mengetahui hal tersebut. Dalam film yang ditayangkan, Ray dan Joanne segera membopong Peri ke mobil dan melarikan ke rumah sakit terdekat.
Saat sampai di rumah sakit terdekat, terlihat antrean rumah sakit yang begitu penuh dan banyak orang menunggu, terdengar dari orang lain yang memprotes pada pihak rumah sakit karena penanganan yang lambat, Ray pun sempat emosi beberapa kali karena ingin anaknya (Peri) segera ditangani karena baginya itu suatu hal yang darurat. Tetapi petugas tetap beriskukuh menyuruh mengantre dan duduk kembali. Di sini, Ray terlihat curiga dengan rumah sakit, meski begitu ia menyadari butuh penanganan untuk anaknya.
Tak berapa lama kemudian, giliran anaknya yang terpanggil, di sana Ray sebagai wali harus melalui interview terlebih dahulu oleh petugas rumah sakit dengan pertanyaan-pertanyaan yang aneh, seperti riwayat pekerjaan Ray, mantan istri Ray (FYI, Joanne Monroe itu bukan istri pertama Ray, tetapi istri kedua, dan istri pertamanya telah meninggal), pertanyaan mengenai ketersediaan donor organ tubuh, dll.
Ray pun semakin merasa aneh dengan pertanyaan-pertanyaan tersebut sedangkan anaknya tak bisa ditangani tanpa melewati pertanyaan-pertanyaan itu. Setelah semua pertanyaan terlewati akhirnya Peri Monroe segera mendapat penanganan, tangannya cidera dan dokter yang menanganinya mengatakan bahwa akan dilakukan cat scan pada Peri. Ray menyetujui apapun yang disarankan dokter demi kebaikan Peri, anaknya. Joanne, istrinya menemani Peri melakukan scanning sedangkan Ray dipersilakan menunggu di luar. Ia menunggu di luar dan ketiduran.
Ray terbangun dan menyadari bahwa ia telah menunggu hingga sore hari, tetapi istri dan anaknya belum juga keluar dari scanning, pikiran Ray mulai khawatir dan akhirnya ia menanyakan ke petugas rumah sakit, petugas rumah sakit menanyakan nama di daftar, Ray pun menjawab Peri Monroe, tetapi ternyata di daftar pengunjung tidak ada nama Peri Monroe, Ray pun panik dan marah kepada petugas rumah sakit karena jelas-jelas tadi pagi ia datang bersama istri dan anaknya yang cidera, dan telah menunggu mereka scanning hingga sore hari, terjadi perdebatan antara para petugas rumah sakit dan Ray, hingga akhirnya Ray bertemu polisi tak jauh dari rumah sakit dan meminta bantuan. Polisi pun membantu Ray menanyakan segala hal di rumah sakit, mulai dari mengecek CCTV, dan menanyakan setiap petugas di rumah sakit, tetapi semua petugas tetap kukuh bahwa Ray, datang sendirian sebagai pasien, ia tidak datang bersama Peri (anak) dan Joanne (istri), bertolak belakang dengan pendapat Ray yang bersikukuh bahwa ia di sana bersama anak dan istrinya menunggu seharian.
Karena dokter dan petugas rumah sakit lelah berdebat dengan Ray, akhirnya pihak RS memanggil dokter jiwa bernama dokter Issacs. Awalnha Ray merasa diremehkan karena ia dianggap gila. Ray melakukan obrolan dan menjawab segala pertanyaan dari dokter Isaacs tersebut. Dokter tersebut sempat menduga, mungkin saja Ray terlibat kecelakaan di jalan lalu ke rumah sakit sendirian dalam kondisi linglung. Tetapi setelah diselidiki bersama polisi, mereka memutuskan untuk pergi ke tempat di mana Ray mengatakan Peri jatuh (di tempat pemberhentian). Di sini tak ditemukan siapapun, tetapi dokter Isaacs mulai curiga karena di lokasi terdapat darah begitu banyak, dan mulai menduga bahwa Ray telah membunuh anak dan istrinya dan segala hal yang di pikiran Ray hanyalah halusinasi, dokter Isaac memaksa Ray untuk mengakui di mana ia sembunyikan istri dan anaknya. Tetapi Ray bersikukuh mana mungkin ia membunuh keluarganya sendiri. Di sini Ray sudah tidak sanggup lagi karena dia meminta tolong malah merasa tersudutkan, akhirnya ia memaksa dokter Isaacs untuk memberikan kunci akses ke rumah sakit. Ray menerobos masuk ke ruang yang menjadi tempat scanning Peri. Di sini, ia pun sempat terlibat perkelahian dan membunuh petugas keamanan rumah sakit untuk mengambil kunci ke ruang Peri (lantai paling bawah).
Maybe, ketika kita melihat langsung filmnya, ada sebagian orang yang akan lega, "wahhh ... Akhirnya, happy ending,". But, wait yeorobunnssss .... Heheee ... Saat perjalanan di mobil, akan diperlihatkan Ray bahagia karena berhasil menyelamatkan keluarganya, kemudian ia menyanyikan lagu yang biasa ia nyanyikan bersama anaknya, dan pelan-pelan kamera mengarahkan melalui spion tengah mobilnya, diperlihatkan bahwa orang yang berada di kursi belakang bukanlah Joanne dan Peri, melainkan pasien yang sedang sekarat, lalu mulai diperlihatkan kilas balik bahwa sebenarnya sudut pandang atau Point of View dari Ray itu tidak nyata, dia terkena depresi yang akhirnya membuat pikirannya menciptakan bayangan-bayangan baru atau halusinasi. Jadi, sebenarnya saat Peri jatuh di jurang itu dia sudah meninggal, kemudian Joanne yang datang dan panik memarahi Ray, akhirnya Ray yang dalam pengaruh alkohol mengamuk pada Joanne dan mendorongnya hingga Joanne jatuh hingga kepalanya terkena kawat yang berada di tempat tersebut hingga akhirnya meninggal, tetapi dalam halusinasi Ray ia menyelamatkan putrinya dan segera membawanya ke rumah sakit, JADI ITU CUMA HALUSINASI RAY GUYS! begitu pula kejadian di rumah sakit yang ia diwawancarai mengenai donor organ itu juga hanya halusinasi, kemudian Joanne yang mengantar Peri scanning, itu juga HALUSINASI, begitu juga ketika Ray melihat di ruang bawah yang di mata dia seperti kegiatan bedah organ, itu juga halusinasi, dan sebenarnya yang dia bawa ke mobil itu pasien sekarat yang sedang ada pada masa operasi oleh tim medis, bayangkan deh, malang banget ya nasib pasien satu ini, gara-gara halusinasi Ray ia dikira istrinya dan terhenti proses operasinya. Dan harus ikut di mobil Ray, serem 🤧
Lalu, mungkin ada yang bertanya-tanya di mana Joanne dan Peri? Jadi kedua jasad tersebut sebenarnya DISIMPAN DI JOK BELAKANG MOBIL, GUYS. Ngeri emang. :(
Film ini benar-benar dikemas secara apik, mulai penataan plot hingga akting yang luar biasa. Sebenarnya, ketika film sudah mulai konflik tentang konspirasi siapa pihak yang benar, saya sudah menduga bahwa Ray berada dalam halusinasi, tetapi, tetap saja cara mengemas ending film ini 'bikin kaget', meski sudah tahu alurnya tetapi karena cara mengemas ending yang creepy, jadi kesannya sangat dark ketika melihat resolvingnya, plot twist. Jadi ketika Ray bersama dokter Isaacs, dokter kejiwaaan tersebut sempat berkata pada Ray kalau depresi yang ada pada Ray bisa menciptakan bayangan-bayangan baru di mata Ray, BUT THAT'S NOT REAL. Tetapi di mata Ray hal tersebut seolah nyata.
Buat yang belum nonton, bisa deh masukin film ini ke daftar bagi yang suka film genre thriller, dari sini saya makin menyadari kalo Netflix makin hari makin keren buat filmnya, mulai bersaing dengan industri besar hollywood.
So, itu tadi ya guys buat review dan sinopsis kali ini, barangkali ada alur yang salah atau tulisan kurang berkenan, saya sangat terbuka dengan segala komentar kalian. Jadiii, sampai bertemu di blog selanjutnyaaa, nantikan review film lainnya yakkk ...
Thank youuu ...
Komentar
Posting Komentar